KBRN Banjarmasin : Haul Ganal Datu Kelampayan ke-216 yang berlangsung di gedung Mahligai Pancasula Banjarmasin, Rabu (12/5/2022) pagi, menjadi magnet tersendiri bagi Alim Ulama, Gubernur Kalsel, Pejabat, hingga ribuan masyarakat di Kalimantan Selatan. Ribuan umat muslim berkumpul, berdoa dan menadahkan BANJARMASIN - Nama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau dikenal sebagai Datu Kelampayan menempati hati masyarakat Kalimantan dan Indoensia sebagai ulama besar dan pengembang ilmu pengetahuan dan agama. Belum ada tokoh yang mengalahkan kepopulerannya. Karya-karyanya hinga kini tetap dibaca orang di masjid dan disebut-sebut sebagai kitabnya Sabilal Muhtadin diabadikan untuk nama Masjid Agung Banjarmasin. Nama kitabnya yang lain Tuhfatur Raghibin juga diabadikan untuk sebuah masjid yang tak jauh dari makan Syaikh Arsyad. Tak hanya itu, hampir seluruh ulama di Banjarmasin masih memiliki tautan dengannya. Baik sebagai keturunan atau muridnya. Sebut saja nama almarhum KH Zaini Abdul Ghani, yang dikenal dengan nama Guru Sekumpul itu adalah keturunan Syekh Muhammad Arsyad. Hampir semua ulama di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Malaysia, pernah menimba ilmu dari syaikh atau dari murid-murid yang memiliki nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah Abu Bakar Al-Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah Syaikh bin Sayid Abdullah Al-’Aidrus bin Sayid Abu Bakar As-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman As-Saqaf bin Sayid Muhammad Maula Dawilah Al-’Aidrus. Silsilahnya kemudian sampai pada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah. Dengan demikian Syaikh Arsyad masih memiliki darah keturunan tercatat sebagai pemimpin peperangan melawan Portugis, kemudian ikut melawan Belanda lalu melarikan diri bersama isterinya ke Lok Gabang Martapura. Dalam riwayat lain menyebut bahwa apakah Sayid Abu Bakar As-Sakran atau Sayid Abu Bakar bin Sayid `Abdullah Al-’Aidrus yang dikatakan berasal dari Palembang itu kemudian pindah ke Johor, dan lalu pindah ke Brunei Darussalam, Sabah, dan Kepulauan Sulu, yang kemudian memiliki keturunan kalangan sultan di daerah itu. Yang jelas, para sultan itu masih memiliki tali temali hubungan dengan Syekh Muhammad Arsyad yang berinduk ke Hadramaut, Yaman. Bapaknya Abdullah merupakan seorang pemuda yang dikasihi sultan Sultan Hamidullah atau Tahmidullah bin Sultan Tahlilullah 1700-1734 M.Bapaknya bukan asal orang Banjar, tetapi datang dari India mengembara untuk menyebarkan Dakwah, ia seorang ahli seni ukiran kayu. Semasa ibunya hamil, kedua ibu bapaknya sering berdoa agar dapat melahirkan anak yang alim dan zuhud. Setelah lahir, orangtuanya mendidik dengan penuh kasih sayang setelah mendapat anak sulung yang dinanti-nanti ini. Beliau dididik dengan dendangan Asmaul-Husna, disamping berdoa kepada Allah. Setelah itu diberikan pendidikan Alquran kepadanya. Kemudian barulah menyusul kelahiran adik-adiknya yaitu; Abidin, Zainal abidin, Nurmein, Nurul Muhammad Arsyad lahir di Banjarmasin pada hari Kamis dinihari, pukul waktu sahur, 15 Safar 1122 H atau 17 Maret 1710 M. SilsilahNabi Muhammad Saw Ke Bawah : Nama-Nama Wali Songo Beserta Sejarah, Silsilah, Kisah dan - Ilustrasi bagan silsilah nabi muhammad (flickr.com). By Easy Recipes September 22, 2021 Salah satu keistimewaan nabi muhammad shallallahu alaihi wa sallam (saw) adalah memiliki garis keturunan mulia yang nasabnya tersambung .
› Nusantara›Datu Kalampayan Diusulkan Jadi... Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau yang dikenal dengan Datu Kalampayan diusulkan menjadi pahlawan nasional. Ulama besar dari Kalimantan Selatan itu dianggap memiliki pemikiran dan karya besar bagi Nusantara. KOMPAS/JUMARTO YULIANUSTangkapan layar Youtube pelaksanaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bertema Kiprah, Pemikiran, dan Karya Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bagi Nusantara”, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 16/3/2022.BANJARMASIN, KOMPAS — Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari 1710-1812 atau yang dikenal dengan nama Datu Kalampayan diusulkan menjadi pahlawan nasional. Ulama besar dari Kalimantan Selatan itu dianggap memiliki pemikiran dan karya besar di bidang keagamaan, sosial, dan pemerintahan bagi agar Datu Kalampayan mendapat anugerah pahlawan nasional semakin menguat dengan diadakannya Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bertema ”Kiprah, Pemikiran, dan Karya Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bagi Nusantara”, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu 16/3/2022. Jika usulan diterima pemerintah pusat, Datu Kalampayan akan menjadi tokoh kelima dari Kalsel yang mendapat gelar pahlawan nasional. Sebelumnya, sudah ada empat tokoh dari Kalsel yang bergelar pahlawan nasional, yaitu Pangeran Antasari 1797-1862, Brigadir Jenderal Hasan Basri 1923-1984, KH Idham Chalid 1921-2010, dan Ir Pangeran H Mohammad Noor 1901-1979.Ketua I Dewan Harian Daerah DHD Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Provinsi Kalsel Zulfadli Gazali mengatakan, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah tokoh Nusantara yang mengglobal karena melahirkan pemikiran dan karya besar yang jangkauannya luas secara nasional dan juga internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.”Kami merasa terpanggil menyelenggarakan seminar nasional ini sebagai salah satu tahapan penting dalam rangkaian kegiatan pengusulan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional,” YULIANUSTangkapan layar Youtube pelaksanaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 16/3/2022.Menurut Zulfadli, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah ulama besar yang anak cucunya banyak duduk sebagai mufti pemberi fatwa dan kadi hakim agama, serta menurunkan banyak ulama yang tersebar di Nusantara. Beliau mendapat beberapa julukan, di antaranya Matahari Islam Nusantara dan Mercusuar Islam Kalimantan.”Melihat perjuangan, pemikiran, dan karya besar di sepanjang perjalanan hidup Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, kami tidak meragukan jasa-jasa beliau sehingga wajar banyak rekomendasi untuk menjadikan beliau sebagai pahlawan nasional,” menyebutkan, lebih kurang 139 surat rekomendasi atau dukungan untuk menjadikan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional. Tercatat pula lebih dari 170 publikasi hasil kajian tentang Al Banjari berupa buku, artikel, jurnal ilmiah, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, ataupun makalah yang dibentangkan di seminar nasional dan internasional.”Pada 13 November 2021, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah TP2GD Provinsi Kalsel telah melakukan sidang dan menghasilkan kesepakatan untuk mengusulkan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional,” Juga Menunggu Belasan Tahun, Empat Tokoh Raih Gelar Pahlawan NasionalGubernur Kalsel Sahbirin Noor mengapresiasi para tokoh, akademisi, TP2GD Kalsel, serta berbagai pihak yang berpartisipasi dan mengusulkan penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan. ”Mudah-mudahan pengusulan Datu Kalampayan sebagai pahlawan nasional bisa memenuhi persyaratan yang ditentukan,” diragukanMenurut Sahbirin, kebesaran nama Datu Kalampayan tidak diragukan lagi oleh tokoh mana pun, terutama kiprahnya yang luar biasa untuk Nusantara. Karya besarnya bernama Kitab Sabilal Muhtadin hingga saat ini dijadikan sumber dan rujukan bidang ilmu fikih di tanah Nusantara maupun di kawasan Asia Tenggara.”Tanpa bergelar pahlawan nasional sekalipun, Datu Kalampayan telah menghiasi bumi Nusantara dengan keilmuan, ide, dan gagasan baru dalam dunia pendidikan, peradilan, dan masalah keumatan,” mengatakan, keinginan mengusulkan Datu Kalampayan sebagai pahlawan nasional substansinya bukan untuk melekatkan gelar semata, melainkan menjadikan gelar itu sebagai simbol teladan dan panutan bagi generasi Indonesia saat ini ataupun di masa yang akan YULIANUSGubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor memberi sambutan pada acara syukuran puncak Hari Pers Nasional HPN 2020 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu 9/2/2020.”Jika saatnya nanti Datu Kalampayan mendapatkan gelar pahlawan nasional, generasi di Banua Kalsel ini harus mampu mengikuti jejak langkah beliau sebagai suri teladan, yang memberikan jasa dan sumbangan besar untuk Banua dan negeri tercinta,” perjuangan, pemikiran, dan karya besar di sepanjang perjalanan hidup Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, kami tidak meragukan jasa-jasa beliau sehingga wajar banyak rekomendasi untuk menjadikan beliau sebagai pahlawan Besar Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menyebut Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah salah satu ulama besar pada abad ke-18. Al Banjari sangat berpengaruh dalam perkembangan Islam di kepulauan Nusantara ataupun di ruang lingkup yang lebih luas.”Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari belajar selama 30 tahun di Mekkah dan ikut mendirikan Komunitas Banjar di Mekkah. Keunggulannya secara intelektual tidak perlu diragukan lagi,” perjuanganNamun, dalam konteks pengusulan pahlawan nasional, Azyumardi mengingatkan agar tim pengusul lebih banyak menggali aspek perjuangan Al Banjari dalam melawan penjajahan kolonial Belanda. Sebab, kolonial Belanda atau VOC sudah datang ke Banjarmasin dan menjalin hubungan dengan Kesultanan Banjar semasa hidup Al Banjari.”Perang Banjar baru terjadi pada 1826 atau setelah Al Banjari wafat. Untuk itu, kiprah beliau dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda sebelumnya perlu dimasukkan dalam dokumen pengusulan,” Juga Anugerah Pahlawan Nasional bagi Tokoh dari Enam ProvinsiDirektur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial Murhardjani menjelaskan, gelar pahlawan nasional diberikan kepada seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah NKRI, yang gugur atau meninggal demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan pemberian gelar pahlawan nasional pertama-tama sebagai penghormatan dan penghargaan terhadap setiap warga negara yang memajukan dan memperjuangkan pembangunan bangsa dan negara demi kejayaan dan tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kemudian untuk menumbuhkan kebanggaan, keteladanan, kepatriotan, sikap kepahlawanan, dan semangat kejuangan di dalam masyarakat.”Kami berharap tim pengusul dari Kalsel bisa menyerahkan administrasi, biografi, dan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur dan persyaratan pengusulan calon pahlawan nasional. Mudah-mudahan Al Banjari yang memiliki jasa besar bagi Nusantara dapat memenuhi persyaratan,” katanya. EditorSIWI YUNITA CAHYANINGRUM
SyekhMuhammad Arsyad Al Banjari pernah mendapat Lailatul Qodar. Beliau lalu berdoa, “Ya Allah, berikanlah selalu bumi Kalimantan ini Rahmat Engkau berupa Ulama”. Beliau kemudian mendapat lailatul qodar lagi dan Beliau berdoa, “Ya Allah, berikanlah hamba keturunan yang Sholeh dan mengamalkan ilmunya hingga hari kiamat”. Maka Insya Allah seseorang yang – Keberhasilan dan keberuntungan seseorang adalah menjadikan dirinya, keluarga dan keturunannya dalam tuntunan agama, terdidik dan termasuk orang bertaqwa dan sholeh. Syekh Muhammad Arsyad Albanjari atau Datu Kalampayan salah satunya, beliau banyak menurunkan zuriat yang menjadi wali dan ulama besar khususnya di Kalimantan, hampir semua yang menjadi ulama terkemuka dan kharismatik di Kalimantan adalah dari zuriat beliau. Diantaranya lima orang bersaudara ini adalah cicit dari Datu Kalampayan Syekh Muhammad Arsyad Albanjary mereka adalah 1. Al-Alimul Allamah H. Abu Tholhah Tenggarong, Kaltim 2. Al-Alimul Allamah H. Abu Hamid Ujung Pandaran, Sampit, Kalteng 3. Al-Alimul Allamah H. Ahmad Balimau, HSS, Kalsel 4. Al-Alimul Allamah H. Muhammad Arsyad Lamak Pagatan, Kalsel 5. Al-Alimul Allamah H. Sa’dudin Taniran, HSS, Kalsel Mereka berlima adalah anak dari cucu pertama Datu Kalampayan yaitu Al-Alimul Allamah Mufti H. Muhammad As’ad bin Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Datu Kalampayan. Nenek mereka yang bernama Syarifah adalah anak pertama Datu Kalampayan dari isteri pertama beliau yang bernama Tuan Bajut. 1. Al’Alimul Allamah H. Abu Tholhah Al-Banjari Beliau adalah seorang cicit Datu Kalampayan yang sempat mendapat didikan langsung dari datuknya, sehingga mewaritsi ilmu-ilmu dari ayah dan datuknya. Al-Alimul Allamah H. Abu Tholhah sebelumnya tinggal di Pagatan, karena mendapat panggilan untuk berjihad dan mengemban tugas menyampaikan dakwah islamiah di Kutai Tenggarong, maka beliau tinggalkan Pagatan menuju Kutai Tenggarong. Beliau terkenal sebagai ulama yang berani dalam menegakkan yang hak dan menumpas yang bathil. Beliau wafat di Tenggarong Kaltim dan dimakamkan disana, kubah beliau sering diziarahi dan masyhur disana. 2. Al-Alimul Allamah H. Abu Hamid Al-Banjari Beliau juga sempat mendapat didikan langsung dari datuknya. Medan dakwah beliau sampai ke Pontianak, sehingga sampailah dakwah datuknya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Kalimantan Barat. Sebagaimana kakaknya Al-Alimul Allamah H. Abu Hamid juga seorang ulama yg berani menegakkan yg hak, ulama yg waro, tawadhu, pemurah dan peramah. Beliau sempat menikah di Pontianak dan mempunyai 6 orang anak. Setelah sekian lama di Pontianak, maka beliau berkeinginan pulang kampung untuk berziarah kemakam datuknya sekaligus mengunjungi sanak saudara di Banjar. Karena rute kapal harus singgah dulu ke Surabaya, kemudian meneruskan menuju Banjar dengan perahu Vinicy. Karena kerasnya angin badai dilaut, perahu yang ditumpanginya terdampar dipesisir kota Sampit Kalteng. Beliau mendapat sakit, hingga wafat dan dimakamkan disana. Kepastian riwayat bahwa beliau dimakamkan di Ujung Pandaran Sampit itu adalah ketika salah seorang zuriat Datu Kalampayan bernama M. Muslim orang Dalam Pagar Martapura hendak menikah di Sampit. Sebelum berangkat dia lebih dulu minta restu kepada Al’-Alimul Allamah H. Isma’il Khotib Dalam Pagar, lalu beliau berpesan kepadanya agar sebelum menikah disana nanti hendaklah lebih dulu ziarah kemakam Al’-Alimul Allamah H. Abu Hamid di Ujung Pandaran Sampit. 3. Al’-Alimul Allamah H. Ahmad Al-Banjari Beliau juga sempat mendapat didikan langsung dari datuknya. Setelah beliau menikah, beliau mendapat tugas dakwah ke Balimau Kandangan HSS. Beliau terkenal sebagai ulama yang berani sehingga disegani, waro’, tawadhu, pemurah dan penyabar dalam berdakwah. Beliau tidak mengenal lelah dalam dakwahnya dan tanpa pamrih hingga akhir hayatnya. Menurut cerita masyarakat makam beliau yang sekarang, yang terletak di daerah Balimau adalah bukan tempat beliau di makamkan pertama kali. Dahulunya setelah beliau wafat di makamkan di satu tempat namun tanpa di ketahui makam tersebut hilang, tapi pada satu malam makam beliau hilang tersebut terlihat satu cahaya terang benderang dari makam beliau yang pertama berpindah ke makam beliau yang sekarang ini. Juga menurut penuturan masyarakat setempat ditempat makam beliau yang pertama telah di jadikan sarang maksiat oleh para perampok, oleh sebab itulah maka makam beliau berpindah dengan sendirinya dengan ijin Allah SWT ketempat yang lebih baik. Beliau wafat di Balimau dan Kubahnya dikenal dengan nama Kubah Balimau dan banyak diziarahi orang dari berbagai daerah. 4. Al’-Alimul Allamah H. Muhammad Arsyad Lamak Al-Banjari Mufti Lamak Nama beliau sama dengan datuknya, beliaupun mewaritsi ilmu dan amal ayah dan datuknya. Beliau sempat belajar ke Makkah beberapa tahun, diantara gurunya adalah 1. Syekh Ahmad Dimyathi, Mufti Syafi’iyah 2. Syekh Yusuf dan 3. Syekh Ar-Rahbini. Sepulangnya ke Banjar beliau di angkat Sultan Banjar menjadi mufti di kerajaan Banjar. Selain menjadi mufti, beliau tetap dengan dakwahnya, yang tegas dalam hukum agama hingga beliau juga terkenal sebagai pahlawan. Diantara murid beliau adalah sultan Adam Al-Watsiq Billah. Pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman bin Sultan Adam berazam hendak pergi menunaikan haji ke kota suci Makkah, sebelum pergi terlebih dahulu beliau memgunjungi kakak beliau Al-Alimul Allamah H. Abu Tholhah yang ketika itu masih bermukim di Pagatan, namun setibanya di Pagatan beliau mendapat sakit, hingga wafat dan dimakamkan ditepian pantai Pagatan, Tanah Bumbu. Menurut catatan Al-Alimul Allamah H. Isma’il Khotib “Tuan Mufti H. M. Arsyad Lamak berpulang ke Rahmatullah pada hari sabtu, 3 likur hari, bulan rabiul awal 1275H, dimasa pemerintahan Sultan Abdurrahman bin Sultan Adam atau kira-kira 48 tahun setelah wafatnya Datuk Kalampayan yang wafat pada 6 syawal 1227H. Makamnya dibuatkan kubah oleh Al-Alimul Allamah H. Abdurrahman Siddiq Al-Banjari Datu Sapat, mufti Indragiri Riau dan direnovasi secara permanen oleh pemerintah daerah. 5. Al’Alimul Allamah H. Sa’dudin Al-Banjari Beliau juga dikenal dengan nama H. M. Thoyyib dan bergelar Datu Taniran. Dilahirkan tahun 1194H atau tahun 1774M di Dalam Pagar Martapura, jadi usia beliau dimasa Datu Kalampayan wafat sekitar 33 tahun. Beliau juga sempat dididik langsung ayah dan datuknnya, selain itu beliau juga berkhidmat dan berguru kepada kakak beliau Al-Alimul Allamah H. Lamak. Kemana saja kakaknya berdakwah, beliau selalu disampingnya. Di usia 25 thn beliau pergi ke Makkah untuk berhaji sekaligus menuntut ilmu disana. Lebih kurang 10 thn beliau belajar disana. Sekembali dari tanah suci, maka beliau berada disamping ayahnya yaitu Al-Alimul Allamah Mufti H. M. As’Ad dan kakak-kakaknya dalam membantu berdakwah keberbagai daerah dan pelosok. Pada tahun 1812 M datanglah utusan tatuha masyarakat Taniran ke Martapura kerumah Al-Alimul Al-Alamah H. M. As’ad dengan maksud agar beliau berkenan dapat mengirim guru agama ke Taniran. Mendengar hal itu maka sebagai mufti dikerajaan Banjar, beliau merasa berkewajiban untuk memenuhi permintaan masyarakat taniran. Maka beliau dengan senang hati mengirim anaknya sendiri yaitu Al-Alimul Allamah yang waktu itu baru kembali 2 thn dari Makkah. Taniran dimasa itu dipimpin seorang lurah bernama Abah Shaleh, mendengar Tuan Mufti menyanggupi permintaan masyarakatnya dan bahkan mengirim langsung anaknya, sang lurah begitu gembira. Beliau dijemput dan datang disambut dengan gembira oleh masyarakat Taniran. Masyarakat menghibahkan sebidang kebun kelapa sebagai tempat untuk membangun rumah dan komplek kegiatan belajar mengajarnya. Maka berdatanganlah para murid dari berbagai daerah di Hulu Sungai dan lainnya. Beliau ulama yang waro’, qona’ah, lemah-lembut dan segala sifat mahmudah lainnya. Dakwah beliau dengan bebagai cara, selain dengan lisan, terkadang dengan mencontohkan bil’hal, sehingga murid2 bisa mengikutinya. Apabila beliau mandi, tidak pernah membuka pakaiannya karena begitu menjaga takut terlihat auratnya. Dan dalam soal menjaga kehalalan makanan beliaupun sangat berhati-hati. Beliau suka berkholwat menyendiri, hanya keluar jika mengajar atau sholat ke mesjid, terlebih setelah kakaknya Al-Alimul Allamah H. M. Arsyad Lamak wafat. Bahkan beliau jarang sekali pulang ke Martapura karena kakak yang dikunjungi tidak ada lagi. Beliau ditawari pemerintah Belanda untuk menggantikan kakaknya sebagai mufti, tapi beliau tolak, karena beliau lebih senang fokus dalam mengajar ilmu dan amal dimasyarakat. Setelah kurang lebih 45 thn dalam berdakwah, beliau wafat pada 5 safar 1278H 1858 M dan dimakamkan di Taniran yang dikenal dengan Kubah Taniran. Kelima makam/ kubah beliau berlima sering didatangi oleh banyak peziarah dari berbagai daerah. _________ Dirangkum dari cerita Abah Guru Sekumpul dan sumber lainnya, khususnya dari buku “Maulana Syekh Muhammad Arsyad Albanjari oleh Abu Daudi/ zein Dalam pagar. Ditulis Ulang Oleh wartawa Muhammad Suryadi
Tigatahun lamanya ia menggali ilmu dari ulama-ulama Mekkah. Setelah merasa bekal ilmunya cukup, segeralah ia kembali ke tanah air. Ia lalu mengajar dipesantren ayahnya. Namun, kondisi tanah air agaknya tidak menguntungkan pengembangan ilmunya. Saat itu, hampir semua ulama Islam mendapat tekanan dari penjajah Belanda.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Datu’ Kalampaian atau Datu’ Kalampayan 1710—1812 Masehi/ 1122-1227 hijriyah adalah seorang ulama besar dan kharismatik sekaligus mufti dari Kesultanan Banjar yang pusat pemerintahannya sekarang masuk dalam wilayah Propinsi Kalimantan Selatan Dakwah dan jasa-jasa Sidin beliau ; bhs Banjar dalam meletakkan dasar-dasar hukum fiqih, ilmu tauhid, tasawuf, hadits, tafsir, ilmu falak dan yang lainnya di lingkungan kekuasaan Kesultanan Banjar melalui karya-karya besar, fenomenal dan tentunya bermanfaat bagi umat yang diyakini berjumlah sekitar 17 kitab, beberapa diantaranya bahkan masih menjadi rujukan bagi para santri di seluruh pelosok nusantara bahkan Asia itu menjadikan beliau salah satu sosok teladan dan panutan bagi umat Islam tidak hanya di Kalimantan Selatan saja, tapi juga di berbagai wilayah bekas kekuasaan Kesultanan Banjar bahkan di seputar wilayah Asia Tenggara, sehingga oleh umat beliau sering digelari dengan sebutan Tuan Haji Besar. Datu’ Kalampayan yang juga dikenal dengan nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari merupakan ulama berpengaruh yang masih keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Mindanao Kesultanan Maguindanao yang lahir di Lok Gabang, Astambul, Kabupaten Banjar dan besar di daerah Dalam Pagar, Martapura. Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tersebut. Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin kaekaha Salah satu karya fenomenal beliau yang paling dikenal umat adalah Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din yang secara umum diartikan sebagai ”Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama". Kitab yang ditulis pada tahun 1779 M 1193 H pada zaman pemerintahan Sultan Tamjidullah ini merupakan kitab fikih yang populer dalam Madzhab Syafi'i. Sebagai bentuk penghormatan masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan terhadap jasa-jasa beliau, nama besar Sidin diabadikan pada Universitas Islam Kalimantan UNISKA Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, selain itu judul dari salah satu kitab karya Sidin yang paling populer, Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din diabadikan menjadi nama masjid termegah dan terbesar simbol dialektika budaya masyarakat Kalimantan yang menjadi salah satu landmark terbaik Kota 1000 Sungai yang lokasinya persis di jantung Kota Banjarmasin, Masjid Sabilal Muhtadin. Kitab Sabilal Muhtadin Biografi singkat Datu’ KalampaianPada usia 7 tahun, Muhammad Arsyad kecil diminta Sultan Tahlilullah untuk tinggal di istana, untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan yang kelak ikut membentuk kepribadiannya yang berakhlak mulia, ramah, penurut, dan selalu hormat kepada yang lebih tua. Kepribadian unggul yang telah nampak sejak dini ini, membuat Sultan Tahlilullah dan semua penghuni istana menyayanginya dan memberikan kasih sayang terbaik. Bahkan, demi harapan untuk mempersiapkan Muhammad Arsyad sebagai pemimpin yang alim, Sultan memberikan fasilitas pendidikan penuh kepada Muhammad Arsyad sampai umur 30 usia 30 tahun, Muhammad Arsyad di jodohkan oleh Sultan Tahlilullah dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut. Ketika istrinya hamil muda, Muhammad Arsyad dikirim ke tanah suci Mekkah untuk tugas belajar, oleh Suktan ke-15 Kesultanan Banjar, Sultan Tahmidullah 1700-1745. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
KS(Revisi Shellabear 2011): Inilah silsilah Isa Al-Masih, anak Daud, anak Ibrahim: AYT: Kitab silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. TB: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. TL: Bahwa inilah silsilah Yesus Kristus, yaitu anak Daud, anak Ibrahim. MILT: Kitab silsilah YESUS Kristus, anak Daud, anak Abraham. Shellabear 2010: Inilah silsilah Isa Al-Masih,
MARTAPURA - Pemerintah Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan Kalsel melalui Satgas Penanganan Covid-19 akan membuka obyek wisata religi Datu Kalampayan. Rencana itu diungkap Wakil Ketua IV Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banjar yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, H Mokhamad Hilman, di Mahligai Sultan Adam, Kota Martapura, Kamis 24/3/2022. Hilman mengaku pembukaan wisata religi Datu Kalampayan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar hanya menunggu surat jawaban dari Ketu Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banjar. Surat jawaban itu atas surat permohonan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan, institusi wakil rakyat dan organisasi Zurriyat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sudah dibahas Satgas Penanganan Covid-19, awal pekan tadi. Baca juga Zuriat Datu Kelampayan Berharap Satgas Covid-19 Kabupaten Banjar Beri Izin Buka Wisata Religi Baca juga Tanah di Bawah Tempat Tidur Datu Kelampayan Kalsel Dibawa ke IKN Nusantara Menurut Hilman, pembukaan wisata religi Datu Kalampayan tetap mengacu kepada surat edaran Mendagri RI tentang penetapan level PPKM di daerah Kabupaten Banjar. "Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pengelola dan pengunjung wisata religi Datu Kalampayan," katanya. Sementara, pembukaan wisata religi Sajadah Sekumpul, Hilman mengaku belum dapat memberikan jawaban. Itu karena belum dibahas dalam rapat Satgas Penanganan Covid-19. Baca juga Datu Kelampayan dari Kalsel Akan Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional Pembukaan wisata religi Datu Kalampayan tidak lepas dari monitoring dan pengawasan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banjar. Tujuan monitoring dan evaluasi selama pembukaan ataupun kegiatan di kawasan wisata religi Datu Kalampayan dapat memutus mata rantai Covid 19. Mukhtar Wahid 9CD5H.
  • e7d2uj0oau.pages.dev/204
  • e7d2uj0oau.pages.dev/119
  • e7d2uj0oau.pages.dev/157
  • e7d2uj0oau.pages.dev/261
  • e7d2uj0oau.pages.dev/362
  • e7d2uj0oau.pages.dev/195
  • e7d2uj0oau.pages.dev/227
  • e7d2uj0oau.pages.dev/97
  • e7d2uj0oau.pages.dev/179
  • silsilah datu kelampayan ke bawah